Arsitektur Berkelanjutan


  • Konsep Arsitektur Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi mlalui upaya perumusan paradigma dalam mengelol sumber daya seoptimal mungkin.
Pada tahun 1983, PBB membentuk Komisi Brundtland diketuai oleh Harlem Brundtland.Komisi Brundtland adalah sebutan bagi Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Perubahan (World Commission of Environment and Development – WCED). Komisi ini memfokuskan kajian pada 8 area analisis yaitu perspektif tentang kependudukan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; energi; industri; keamanan pangan, pertanian, kehutanan, lingkungan dan pembangunan; pemukiman manusia; hubungan ekonomi internasional; sistem pendukung untuk pengelolaan lingkungan; dan kerjasama internasional.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu diperhatikan :
  1. Konsep kebutuhan (the concept of needs). Menciptakan kondisi yang menjaga tepenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
  2. Konsep keterbatasan (the concept of limits). Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :
  1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
  2. Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak tebarukan.
  3. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.
  4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).
Arsitekur memberikan kontribusi terbesar terhadap pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48% pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.
Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).
Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu (1) kemajuan sosial, (2) pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.
Efisiensi penggunaan energi
  1. Memanfaatkan sinar matahari
  2. Memanfaatkan penghawaan alami
  3. Memanfaatkan air hujan
  4. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
Efisiensi penggunaan lahan
  1. Menggunakan lahan dengan efisien
  2. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
  3. menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
  4. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
  5. Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
Efisiensi penggunaan material
  1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
  2. Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
  3. Menggunakan material yang masih berlimpah
  4. Penggunaan teknologi dan material terbarukan
  5. Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
  6. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
Manajemen limbah
  1. Membuat sistem dekomposisi limbah organik
  2. Membuat sistem pengolahan limbah domestik
  3. Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam

  1. Pengambilan material
  2. Proses pengolahan material
  3. Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
  4. Proses konstruksi
  5. Pengambilan lahan untuk bangunan
  6. Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunandipakai

  • Konstruksi Berkelanjutan
Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP(United Nations Environment Programme) adalahcara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber daya alam.
Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
  1. Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan
  2. Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan
  3. Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden
  4. Menggunakan bahan dan keterampilan local
  5. Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan
  6. Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif
  7. Menggunakan bahan bekas dan komponen lama
  8. Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah
  9. Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah
  10. Menggunakan desain padat karya agar dapatmembuka lapangan pekerjaan dan mengurangipenggunaan bahan-bahan industri missal
  11. Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi(multifungsi)
  12. Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat)
  13. Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.

  • Material Berkelanjutan

  1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
  2. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
  3. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.

Dalam penggunaan teknologi dan material baru :

  1. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
  2. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

Sumber :

Comments